Search

Sumber Gambar : Okezone.com

B50 adalah bahan bakar untuk mesin diesel yang diolah dari campuran 50% fosil diesel dan 50% biodiesel dari minyak sawit. Pemerintah menyampaikan soal rencana meningkatkan rasio penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel dari 35-40% menjadi 50% (B50) pada tahun ini. Pemerintah mengklaim bahwa program B50 bisa menjaga ketahanan energi di Indonesia, karena Indonesia memiliki sumberdaya CPO (Crude Palm Oil)/minyak sawit yang melimpah.

Banyak yang kontra dengan program B50 dengan memikirkan dampak di sisi ekologi. Berakibat terjadi masalah deforestasi, yang mengakibatkan hilang nya habitat bagi berbagai spesies yang terancam punah. Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit adalah dengan pembakaran hutan. Praktik ini akan menghasilkan asap yang mencemari udara dan melepaskan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atsmosfer sehingga menimbulkan banyak dampak terhadap iklim. Laporan dari kompas.com berdasarkan penelitian oleh Agus Adrianto dkk., dalam The Impact of Oil Palm Plantations on Forest and People in Papua: A Case Study from Boven Digoel District (2014), menunjukkan bahwa deforestasi untuk perkebunan sawit berdampak buruk pada kehidupan masyarakat lokasi di Papua.

Selain dari sisi ekologi, menurut laporan detiknet bahwa B50 ini akan memuculkan konflik kepentingan antara pangan dan energi. Kita mengetahui bahwa turunan dari CPO ini adalah sangat banyak. Tidak hanya dari sektor transportasi saya, tetapi sektor pangan, industri dan pembangkit. Sektor-sektor ini semua membutuhkan pasokan CPO yang sangat banyak. Sehingga bisa saja menimbulkan konflik kebutuhan terutama antara pangan dan energi.

Bagaimana pandangan teman-teman semua dengan program pemerintah ini, apakah kontra atau pro dengan program B50 ?



No comments

Materi